Senin, 05 Juni 2017

Contoh Makalah Islam Sebagai Produk Budaya



ISLAM SEBAGAI PRODUK BUDAYA













Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah : Metedologi Studi Islam
Dosen Pengampu :Is Susanto,M.E.Sy



Disusun oleh :
1.Ardy anto     (1651020302)
2.Laras Desita  (1651020213)
3.Andika          (1652020342)
4.Erpi Eliasari  (1651020267)





JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
2016/2017

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. karena rahmat, nikmat, dan inayah-Nya lah sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah kelompok ini,walaupun masih banyak terdapat kesalahan didalam makalah ini.oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing, agar dalam pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik lagi.
            Akhirnya, dengan mengharapkan ridho dari ALLAH SWT, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita. Aamiin.



                                                                    

Bandar Lampung, 21 November 2016

                                         
                                                                                                    Penulis









DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan ........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A.    Pengertian Unsur dan Fungsi Kebudayaan................................. 2
B.     Lahirnya Islam Dari Sentuhan Budaya Arab Pra
Islam............................................................................................ 3
C.     Islam Antara Gejala Islam PraBudaya........................................ 6
BAB III PENUTUP .............................................................................. 10
A. Kesimpulan .................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11











BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang

Saat ini apresiasi umat islam secara umum terdapat budaya islam sangat minimum atau bahkan hampir tidak ada. Seiring dengan perkembangan zaman dan derasnya arus globalisasi menyebabkan banyaknya budaya-budaya luar yang masuk dan mempengaruhi. Budaya baratlah yang merajalela di era globalisasi ini. Meskipun Indonesia terletak di Asia Tenggara agaknya kini lebih akrab dengan dunia Barat ketimbang dengan sesama Muslim Asia Tenggara. Kita melihat ada kecenderungan kultural, ekonomi, politik, dan pendidikan yang mengarah pada ketergantungan dan pengkiblatan diri pada dunia Barat, khususnya Amerika. Ka’bah tetap menjadi kiblat Muslimin sedunia, tapi budaya seremonial dan simbolisme dunia Islam yang telah lama berkembang, kini mampu mereduksi substansi keberagaman hingga menjadikan Amerika sebagai kiblat lain yang menjanjikan
Ketergantungan global dunia ketiga dewasa adalah satu kenyataan yang merisaukan. Arus informasi global yang ada ternyata tidak seimbang dengan dominasi informasi dari budaya Barat. Keadaan ini menimbulkan dominasi kultural atau imperalisme budaya.

B . Rumusan Masalah
            1 . Apakah Unsur Dan Pengertian Budaya ?
            2 . Proses Lahirnya Islam Dari Sentuhan Budaya Arab Pra Islam ?
            3 . Gejala antara Islam Dan Sosial Budaya ?
            4 . Pendekatan Pokok Dalam Study Budaya ?

C . Tujuan Penulisan
            Agar masyarakat lebih mengenal dan mengerti tentang islam dan kaitannya dengan kebudayaan arab pra islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A . PENGERTIAN  UNSUR DAN FUNGSI KEBUDAYAAN
Pengertian budaya secara umum adalah hasil rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.  Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat, didefinisikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. 
Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture. merupakan suatu istilah yang relatif baru karena istilah culture sendiri dalam bahasa inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843 para ahli antropologi memberi arti kebudayaan sebagai cara mengolah tanah, usaha bercocok tanam, sebagaimana tercermin dalam istilah agriculture dan holticulture. Hal ini bisa kita mengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian.
Unsur kebudayaan
      1. Sistem Religi/ Kepercayaan
      2. Sistem organisasi kemasyarakatan
      3. Ilmu Pengetahuan
      4. Bahasa dan kesenian
  5. Mata pencaharian hidup
      6. Peralatan dan teknolog
Fungsi Kebudayan
Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berbehubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.
kebudayaan berfungsi sebagai:
     1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok
     2. Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
     3. Pembimbing kehidupan manusia
     4. Pembeda antar manusia dan binatang

B . LAHIRNYA ISLAM DARI SENTUHAN ARAB PRA ISLAM
Bangsa arab pra islam  dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografisnya yang strategis membuat islam yang diturunkan di Arab mudah tersebar keberbagai wilayah, di samping didorong cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan oleh umat muslim. Pada masa pra Islam di Makah sudah terdapat jabatan-jabatan penting yang dipegang oleh Qushayy bin Qilab pada pertengahan abad V M. dalam rangka memelihara kabah. Dari segi akidah bangsa Arab Pra Islam percaya pada Allah sebagai pencipta. Sumber kepercayaan tersebut adalah risalah samawiyah yang dikembangkan dan disebarkan dijazirah Arab , terutama risalah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Kemudian bangsa Arab Pra Islam melakukan transformasi dari sudut islam yang dibawa Muhammad disebut penyimpangan agama sehingga mereka menjadikan berhala, pepohonan, binatang, dan jin sebagai penyerta Allah sebagaimana firman Alloh dalam Q.S Al-An’am : 100 )
Artinya :  Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, Padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): “Bahwasannya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan”, tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
Demi kepentingan ibadah, bangsa Arab Pra Islam membuat 360 buah berhala disekitar kabah karena setiap kabilah memiliki berhala (Mushthafa Said al-Khinn, 1984:15-6). Mereka pada umumnya tidak percaya pada hari kiamat dan tidak pula percaya pada kebangkitan setelah kematian.
Di lihat dari sumber hukum yang digunakan bangsa Arab Pra Islam bersumber pada adat istiadat. Dalam bidang muamallah diantara kebiasaan mereka adalah dibolehkannya transaksi mubadallah (barter), jual beli, kerja sama pertanian dan riba disamping itu dikalangan mereka juga terdapat jual beli yang bersifat spekulatif seperti bai’al-munabadzah. Di antara ketentuan hukum keluarga Arab Pra Islam adalh dibolehkannya berpoligami dengan perempuan dengan jumlah tidak terbatas serta anak kecil dan perempuan tidak dapat menerima harta pusaka atau harta peninggalan.
Ciri-ciri utama tatanan Arab pra-Islam adalah sebagai berikut :
    1 .   Mereka menganut paham kesatuan
     2 .   Memiliki tata sosial politik yang tertutup dengan partisipasi warga yang tebatas
     3 . Mengenal hierarki sosial yang kuat
     4 .   Kedudukan perempuan cenderung direndahkan
Mengkaji tentang Islam akan lebih sempurna bila kita mengkaji  arab pra islam terlebih dahulu, karena Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Apalagi ia muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting bagi lalu lintas perdagangan mereka kala itu, dan dibawa oleh Muhammad (570-632 M) yang merupakan salah satu keturunan suku terhormat dan memiliki kedudukan terpandang di antara mereka secara turun-temurun dalam beberapa generasi, Quraysh. Quraysh adalah suku penguasa di atas suku-suku lainnya di Mekah, sebuah kota yang di dalamnya terdapat bangunan suci tua yang memiliki daya tarik yang melebihi tempat-tempat pemujaan lainnya di daerah Arab.  
Sebagian penulis sejarah Islam biasanya membahas Arab Pra-Islam sebelum menulis sejarah Islam pada masa Muhammad (570-632 M) dan sesudahnya. Mereka menggambarkan runtutan sejarah yang saling terkait satu sama lain yang dapat memberikan informasi lebih komprehensif tentang Arab dan Islam tentang geografi, sosial, budaya, agama, ekonomi, dan politik Arab pra-Islam dan relasi serta pengaruhnya terhadap watak orang Arab dan doktrin Islam. Kajian semacam ini memerlukan waktu dan referensi yang tidak sedikit, bahkan hasilnya bisa menjadi sebuah buku tersendiri yang berjilid-jilid seperti al-Mufaṣṣal fī Tārīkh al-‘Arab qabla al-Islām karya Jawād ‘Alī. Oleh karena itu, kita hanya akan mencukupkan diri pada pembahasan data-data sejarah yang lebih familiar dan gampang diakses mengenai hal itu.
Untuk melacak asal-usul orang Arab,  mereka merunut jauh ke belakang yaitu pada sosok Ibrahim dan keturunannya yang merupakan keturunan Sam bin Nuh, nenek moyang orang Arab. Secara geneaologis, para sejarahwan membagi orang Arab menjadi Arab Baydah dan Arab Bāqiyah. Arab Baydah adalah orang Arab yang kini tidak ada lagi dan musnah. Di antaranya adalah ‘Ad, Thamud, Ṭasm, Jadis, Aṣhab al-Ras, dan Madyan. Arab Bāqiyah adalah orang Arab yang hingga saat ini masih ada. Mereka adalah Bani Qaḥṭān dan Bani ‘Adnān. Bani Qaḥṭān adalah orang-orang Arab ‘Áribah (orang Arab asli) dan tempat mereka di Jazirah Arab. Di antara mereka adalah raja-raja Yaman, Munadharah, Ghassan, dan raja-raja Kindah. Di antara mereka juga ada Azad yang darinya muncul Aus dan Khazraj. Sedangkan Bani ‘Adnān, mereka adalah orang-orang Arab Musta’ribah, yakni orang-orang Arab yang mengambil bahasa Arab sebagai bahasa mereka. Mereka adalah orang-orang Arab bagian utara. Sedangkan tempat asli mereka adalah Mekah. Mereka adalah anak keturunan Nabi Isma’il bin Ibrahim. Salah satu anak Nabi Isma’il yang paling menonjol adalah ‘Adnān. Muhammad adalah keturunan ‘Adnān. Dengan demikian beliau adalah keturunan Isma’il. Menurut Ibnu Hishām (w. 218 H), semua orang Arab adalah keturunan Isma’il dan Qaḥṭān. Tetapi menurut sebagian orang Yaman, Qaḥṭān adalah keturunan Isma’il dan Isma’il adalah bapak semua orang Arab.
Secara geografis, Jazirah Arab dibagi menjadi dua bagian. Pertama, jantung Arab. Ia adalah wilayah yang berada di pedalaman. Tempat paling utama adalah Najd. Kedua, sekitar Jazirah. Penduduknya adalah orang-orang kota. Wilayah yang paling penting adalah Yaman di bagian selatan, Ghassan di sebelah utara, Ihsa` dan Bahrain di sebelah timur, dan Hijaz di sebelah Barat. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya apa yang dimaksud dengan Arab di sini bukanlah daerah di mana penduduknya berbahasa Arab seperti Mesir, Sudan, Maroko, dan lain-lain tetapi hanya mencakup dua bagian daerah di atas. Sebelum Islam, Jazirah Arab dikelilingi oleh dua kekuatan besar dan berpengaruh yang selalu terlibat peperangan dan berebut pengaruh ke daerah sekitarnya, yaitu imperium Bizantium pewaris Rumawi sebagai representasi agama Nasrani dan kekaisaran Persia sebagai representasi agama Majusi.
C . ISLAM ANTARA GEJALA SOSIAL BUDAYA
Pada awalnya ilmu hanya ada dua yaitu:ilmu kealaman dan ilmu budaya.Ilmu kealaman,seperti,fisika,kimia,biologi dan lain-lain mempunyai tujuan utama mencari hukum-hukum alam, mencari keteraturan-keteraturan yang terjadi pada alam.Oleh karena itu suatu penemuan yang dihasilkan pada suatu waktu mengenai suatu gejala atau sifat alam dapat dites kembali oleh peneliti lain,pada waktu lain,dengan memperhatikan gejala eksak.Contoh, kalau sekarang air mengalir dari atas kebawah, besok apabila dites lagi juga hasilnya begitu. Itulah inti dari penelitian dalam ilmu-ilmu eksak,yakni mencari keterulangan dari gejala-gejala yang kemudian diangkat menjadi teori dan menjadi hukum. Sebaliknya ilmu budaya mempunyai sifat tidak berulang tetapi uniK Sebagai contoh,budaya stau kelompok masyarakat unik buat keleompok masyarakat tersebut,sebuah situs sejarah unik untuk situs tersebut dan sebagainya dan disini tidak ada keterulangan.
Menurut M. Atho Mudzhar (1998:12-13),di antara penelitian kelaman dan budaya terdapat penelitian-penelitian ilmu-ilmu sosial.Sebab penelitian ilmu sosial berada di antara ilmu budaya dan ilmu kelaman,yang mencoba untuk memahami gejala-gejala yang tidak berulang tetapi dengan cara memahami keterulangannya. Karena itu,penelitian ilmu sosial mengalami problem dari segi objektivitasnya.Apakah penelitian sosial itu objektif dan dapat dites kembali keterulangannya Untuk menjawab pertanyaan ini,ada dua aliran yang dapat digunakan,Yaitu :
Pertama,aliran yang menyatakan bahwa penelitian sosial lebih dekat depada penelitian budaya, ini berarti sifatnya unik.Misalnya saja, penelitian antropologi sosial,lebih dekat pada ilmu budaya.
Kedua,aliran yang menyatakan bahwa ilmu sosial lebih dekat kepada ilmu kealaman,karena fenomena sosial dapat berulang terjadinya dan dapat dites kembali.Untuk mendukung pendapat mengenai keteraturan itu, maka dalam ilmu sosial digunakan ilmu-ilmu statistik yang juga digunakan dalam ilmu-ilmu kelaman.Perkembangan selanjutnya,sekrang ini ada ilmu statistik khusus untuk ilmu-ilmu sosial yang digunakan untuk mengukur gejala-gejala sosial secara lebih cermat dan lebih signifikant.Dapat dikatakan bahwa inti ilmu kealaman adalah “positivisme”.Suatu penemuan baru dikatakan atau dianggap sebagai ilmu apabila memenuhi syarat, Yaitu :
1.    Dapat diamti (observable)
2.    Dapat diukur (measurable)
3.    Dapat dibuktikan (verifiable)
Ilmu budaya hanya dapat di amati dan kadang kadang tidak dapat di ukur dan di verifikasi. sedangkan ilmu sosial lebih dekat kpda ilmuan ia mengatakan bahwa ilmu sosia dapat di amati diukur dan di verifikasi,oleh karena itu para ilmuan sosiologi dari universitas chicago mengembangkan ilmu sosilogi  kuantitatif.

D . PENDEKATAN POKOK DALAM STUDY BUDAYA
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin(akal budi) manusia seperti kepercayaan,kesenian,adat istiadat,dan kegiatan(usaha)batin untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan.Sedangkan Edward Taylor  berpendapat bahwa budaya adalah kompleks, yang mencakup pengetahuan, seni, kepercayaan, adat istiadat, hukum, moral dan kebiasaan lain dan kemampuan yang diperoleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat tertentu.
Studi budaya memiliki beberapa karakter diantaranya:
                  1.  Budaya itu dipelajari dan diperoleh
                  2.   Budaya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
                  3.   Budaya berkembang melalui interaksi individu
            4.   Budaya merupakan pemikiran yang mendalam untuk dijadikan simbol
Budaya dapat dipelajari melalui enkulturasi yang merupakan proses dimana seorang individu memahami persyaratan studi budaya masyarakat sekitarnya.Dalam studi budaya di kategorikan menjadi dua bagian:
      1 . Budaya Implisit
merupakan hubungan antara kelompok dan satu kelompok individu dimana mengatur dan diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan budaya kelompoknya.
      2 . Budaya Eksplisit
Adalah kebalikan dari budaya implisit dimana sekelompok individu mengadopsi budaya dari satu kelompok individu dengan budaya yang berbeda.
Pada dasarnya budaya bersifat dinamis, karena sering dipengaruhi oleh perubahan dalam kehidupan modern.
Dengan demikian,kebudayaan merupakan hasil daya cipta manusia yang menggunakan dan mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya,selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan oleh seseorang dalam menjawab masalah yang dihadapinya,sehingga kebudayaan tampil sebagai pranata yang terus menerus dipelihara para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.
Selanjutnya,pendekatan kebudayaan tersebut digunakan untuk memahami agama.Ketika kita melihat dan memperlakukan agama sebagai kebudayaan maka yang kita lihat adalah agama sebagai sebuah keyakinan yang hidup dalam masyarakat,maka agama menjadi corak lokal yang sesuai dengan kebudayaan dari masyarakat tersebut.Untuk dapat menjadi pengetahuan dan keyakinan dari masyarakat yang bersangkutan, maka agama harus melakukan berbagai proses perjuangan dalam meniadakan nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan keyakinan hakiki dari agama tersebut dan untuk itu juga harus dapat mensesuaikan nilai-nilai hakikinya dengan nilai-nilai budaya serta unsur-unsur kebudayaan yang ada.Dengan demikian maka agama akan dapat menjadi nilai-nilai dari kebudayaan tersebut.






BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Kebudayaan diartikan secara sederhana sebagai hasil budaya manusia, hasil cipta, rasa dan karsa dengan menggunakan simbol-simbol serta artifak. Sejalan dengan pengertian ini, kebudayaan meliputi cara hidup seluruh masyarakat yang mencangkup cara bersikap, menggunakan pakaian, bertutur bahasa, ibadah, norma-norma tingkah laku, serta sistem kepercayaan.
Islam yang dihubungkan dengan kebudayaan berarti cara hidup atau way of life yang juga sangat luas cakupannya. Tentu disini Islam juga dilihat sebagai realitas sosial. Yakni Islam yang telah menyejarah meruang dan mewaktu, Islam yang dipandang sebagai fenomena sosial:bisa dilihat dan dicermati.
Para wali Allah tersebut dengan segala kehebatannya dapat menerapkan ajaran dengan melalui bahasa dan budaya daerah setempat, sehingga masyarakat secara tidak sengaja dapat memperoleh nilai-nilai Islam yang pada akhirnya dapat mengemas dan berubah menjadi adat istiadat di dalam hidup dan kehidupan sehari-hari dan secara langsung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan bangsa Indonesia, misalnya: setiap diadakan upacara-upacara adat banyak menggunakan bahasa Arab (Al-Qur’an), yang sudah secara langsung masuk ke dalam bahasa daerah dan Indonesia.
.
B . Saran
            Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan rinci dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya sumber tersebut dapat dipertanggung  jawabkan di kemudian hari, tentunya saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kemudian penyusunan makalah yang lebih sempurna oleh penulis di masa yang akan datang                                                                                                                .
DAFTAR PUSTAKA

Atang, Abd. Hakim, Metodologi Studi Islam Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999.
Thoha,chabib,dkk,Metodelogi Pengajaran Agama  Semarang:Pustaka Belajar,1999.
Hakim, Atang Abd, Drs, Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, cet 1.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar